PEMASARAN POLITIK
DAN POLITIK PASAR MENJELANG PEMILU 2009
Soal politik dan perbaikan ekonomi Indonesia bukan soal umur, tapi soal konsep dan apakah serta bagaimana dijalankannya. Memang bisa jadi yang muda akan membawa pembaruan pemikiran, yang lebih fresh serta masuk akal. Namun apa yang selama ini saya temui dan bergaul dengan “beberapa” politisi, tak ada tuh yang muda yang maju dengan gagasan segarnya. Yang ada hanyalah “ngintil” dibelakang yang “tua” dan menunggu sisa kekuasaan. Banyak diantara mereka yang dulunya dianggap sebagai tokoh-tokoh muda pembaharu
Tidak ada yang membedakan. Hanya usia dalam KTP saja (kalau dicek) yang akan membedakan tersebut. Soal kelakuan politik sama saja. Tak ada konsep baru yang disodori. tak ada bantahan secara logic kenapa kita harus menolak yang tua-tua tersebut untuk tetap aktif dalam politik. Lantas apa kemahiran dan kemampuan baru yang ditawarkan oleh kaum muda?
Terlepas dari perdebatan diatas tentang apakah kaum muda atau tua yang nanti akan dudu di kursi panas(presiden), alangkah baiknya kita membicarakan sisi lain yang juga tidak kalah menariknya, dan lebih menfokuskan pada dunia “marketing” tepatnya marketing politik dan atau politik marketing. bagaimana seorang kandidat melakukan kampanye, dan bagaimana SELESKIT tiap-tiap kandidat.
Dibawah ini merupakan contoh pemilu di barat yang bisa kita jadikan refersnsi awal berfikir dan menganalisa sejauhmana kekuatan kandidat PILPRES 2009.
Jika hanya bertukar tempat sama saja dengan proses kenaikan kelas…Yang tua lulus dan digantikan oleh angkatan yang dibawahnya yang sudah tak sabar untuk berkuasa. Apa yang ditawarkan sebagai perbaikan Indonesia?
Tiap orang memasarkan macam mereka, termasuk calon Presiden. Sedangkan dulu, calon sudah mengandalkan dengan berat di atas sukarelawan untuk menciptakan grassroots gerak-gerik lewat pintu-ke-pintu dan pemasaran telepon, pemilihan 2008 sudah menambahkan teknologi internet dan Pemasaran 2,0 kenya repertoire.
Hillary Clinton, misalnya, sudah menghitung ke luar bagaimana dengan cerdik menciptakan YouTube video sudah mengumpulkan perhatian dari generasi yang lebih muda, yang ini dengan potensi yang paling memberikan suara.
Lelucon Penyanyi Soprannya dilihat di atas 250.000 kali. Dia pergi keluar kotak format kampanye kaku yang tradisional, dan menentang sesuatu baru. Dia sudah dimenangkan banyak pendukung dengan kampanyenya, yang termasuk Jaringan 2,0, pemakai-bersahabat situs web, blog juga termasuk dalam kategori .
Lain lelucon, lain juga Hillari Clinton, kalau Barack Obama juga mengerti nilai strategis dalam membentang secara teknologis savvy kependudukan. Kampanye sumbangannya diadakan antara lain via email, mantapkan, kita bisa membayangkan berapa banyak penduduk yang punya email?....
Daripada seorang penyumbang mengirim $20 dan tidak pernah mendengar punggung, manajer kampanye dengan cerdik membentuk sistem yang membolehkan sumbangan orang dibandingkan oleh donor lain. Masing-masing donor bisa menghubungi satu sama lain dan menulis mengapa mereka mendukung Barack. Lagi, memperhatikan peran interaktif tidak pernah dilihat
CNN menunggang Pemasaran 2,0 gelombang dengan memberikan perdebatan calon presiden mengenai Youtube. Sekarang mereka bisa dijumpai 24/7, dan bisa dimainkan kembali dan saling dibagi.Anda tidak mendapat lebih banyak lagi dapat dicapai daripada itu
Tetapi teknik tidak berhenti di YouTube.
Calon sudah mengirimkan profil di MySpace, Facebook, dan Flickr, membolehkan sebenarnya siapa saja menuntut mereka sebagai "teman."
MySpace sudah mengumumkan bahwa akan bertahannya sendiri Pokok pada Januari, sebenarnya politik terlebih dulu. Dan pendukung masing-masing calon sedang menolong ke luar dengan penempatan mereka sendiri blogs dan forum atas kualitas baik pesaing kesayangan mereka. Mau menolong, tetapi jangan mau pergi dari pintu-ke-pintu? Mulai dari blog, laporan berkala, apa saja yang menolong calon anda mencapai lebih banyak pemilih.
Bagaimana dengan kampanye pemilu presiden di Indonesia? Apakah teknologi seperti diatas dijadikan media kampanya salah satu kandidatnya atau tidak?.... dan apaakah hal itu bisa mendorong perolehan suara dalam pemilihan 2009 nanti?..... tentunya lembaga semacam LSI dan juga lembaga pemerhati pemilu harus melakukan surve, berapa penduduk kita yang mempunyai email dan berapa banyak blog, dan web yang terdaftar di DEPKOMINFO?. …
1 Comment:
Get Stylish ads to your Blogs and websites. More revenue than adsense. More than $0.50/click,revenue for page impression, $25 Sign Up Bonus
Join Now
Post a Comment