1/16/2008

Jangan tanya kenapa dan apa soal pemerintah dan negara"!!

Harga sembilan bahan kebutuhan pokok saat ini melonjak tanpa kompromi, minyak tanah sudah tidak di subsidi, para pedagang kaki lima yang selama ini memproduksi dagangannya mulai merasakan betapa susahnya mencari minyak tanah, sementara itu keinginan pemerintah agar masyarakat beralih pada minyak gas tidak diimbangi dengan tersedianya bahan gas yang mudah dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah juga menjadi kendala.

Mendadak menghilangnya minyak tanah dari pasar sudah membuat sebagian masyarakat kecil makin susah, kini ditambah lagi melonjaknya harga kedelai baru-baru ini juga membuat masyarakat yang semakin susah makin susah.

Bila ada tragedy bunuh diri karena di kejar hutang itu masih mending, tapi saat ini penjual gorenganpun bunuh diri gara-gara harga minyak dan kedelai melonjak…… ironis bukan…? Siap yang salah, siapa yang berani bertanggung terhadap kasus bunuh diri pada kasus diatas, tukang gorengankah dan atau pemerintahkah?...

Apa tugas pemerintah untuk menyayomi masyarakat, benarkah Negara mengurus anak-anak terlantar dan keluarga miskin…?

Di ujung kota dan desa-desa, dikolong-kolong jembatan masih banyak mereka yang terlantar, dimana peran Negara..? ketika mereka meradang merasakan sakit akibat kena angina malam dan kurangnya makan, apakah Negara berfikir dan memberikan solusi akan hal tersebut?

Pengusuran terjadi hampir setiap hari, bahkan mungkin saat saya menulis coretan inipun bisa saja terjadi proses eksekusi mengusur masyarakat tak berdaya, sebenarnya Negara ini mengurus siapa? Dan mengurus apa? Masyarakat yang miskin tetap saja miskin dan lapar, sementara koruptor tetep saja koruptor”

Yang mati dan sakit TKI Indonesia di beberapa Negara sahabat, mungkin sudah tidak bisa dihitung dengan jari. Konon menurut issue, keberadaan KBRI-KBRI Indonesia tidak berfungsi sebagai mana mestinya, bahkan menjadi perpanjangan tangan pemerintah local setempat, pun ada hanya satu dua yang benar dan bekerja sebagaimana mestinya.

Pagi ini saya berfikir, bagaimana masa depan anak-anak kami yang hari ini masih berusia belasan tahun” dalam kondisi seperti ini mungkinkah mereka bisa menerima kenyataan yang ada, akankah kedepan nasionalisme itu bisa terpatri dengan baik di setiap jiwa mereka? Saya tidak bisa bayangkan, bagaimana Negara mengurus masyarakatnya, mengurus system Negara sendiri sudah kacau apalagi ngurus masyarakat dan rakyatnya.

Bila ada Tanya dan Tanya mungkin jawabnya adalah, nanti aspirasi anda akan kami tampung, dan atau ya sudahlah yang menjadi TKI dan pedagang kecil atau sejenisnya memang sudah ditakdirkan seperti itu”. Dan bayarlah NPWP pribadi anda, dan juga pajak-pajak yang lain. Jangan urusi kami “sebagai Negara” urusi saja kewajiban sebagai warga Negara. Ironis gak kira-kira ? bersambung red.

0 Comments:

 
ss_blog_claim=c4f1c8c20848112b99380e071226db1c