Air adalah berkah alam, namun begitu manusia campur tangan dalam siklus air dengan pendekatan yang salah berkah itu berubah menjadi bencana. Tidak perlu jauh-jauh mencari contohnya, banjir yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar Indonesia diyakini sebagai akibat salah urus sumber daya air seperti penataan dan peruntukan yang tidak sesuai di daerah aliran sungai, pemukiman di bantaran sungai, pembuangan sampah ke sungai, menurunnya permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global
Bencana air tidak hanya banjir, musim kemarau sering kali diikuti dengan mengeringnya sumber-sumber air. Bahkan di beberapa tempat tidak harus menunggu musim kemarau, tiap hari saja banyak penduduk harus mengantri untuk mendapatkan atau membeli air.
Menurut data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), diperkirakan 1,1 miliar warga dunia kekurangan akses air minum, 2,5 miliar penduduk tidak memiliki sanitasi yang baik, dan lebih dari 5 juta orang pertahun meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan air. Jumlah kematian itu sama dengan sepuluh kali kematian akibat peperangan.
Setelah lebih satu dekade digulirkan, sejauh mana berbagai tema peringatan HAS itu dihayati dan diimplementasikan oleh warga bumi ini? Apakah keadaan lingkungan hidup dan kondisi sumber daya air dunia semakin baik, ataukah justru terjadi sebaliknya? Rupanya yang terjadi justru semakin jauh dari harapan. Air bukan lagi semata-mata sebagai berkah kehidupan yang diberikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa kepada umat manusia, tetapi justru seringkali menjadi sumber bencana. Pada musim hujan terjadi bencana banjir, sebaliknya pada musim kemarau terjadi musibah kekeringan. Akan tetapi bukan Tuhan yang membuat bencana, melainkan bencana itu terjadi akibat ulah manusia sendiri. Termasuk kita barangkali. oleh karenannya air juga bagian dari kita, rawat dan kelolalah dengan baik.
0 Comments:
Post a Comment