2/17/2008

Mendobrak Stigma Negatif


Di Chicago, Amerika, masyarakat bangga membantu para janda dan orang cacat. Mereka diberi pekerjaan atau dikumpulkan dalam komunitas tertentu. Tetapi di sini, kata Santi Indra Astuti, peneliti gender dari LIPI, mereka justru dicibir dengan stigma negatif.
-----------
Apa pendapat Anda tentang stigma negatif janda?
Itu mencerminkan belum hilangnya pandangan dalam masyarakat patriarki. Yakni, perempuan tidak berdaya dan biasanya bergantung pada laki-laki (suami). Masyarakat akan berpikir seorang perempuan harus punya gantolan terhadap suami.

Karena itu, ada kalanya perempuan mau menjadi istri kedua atau seterusnya daripada hidup sendiri atau menyandang status janda. Mereka takut dengan stigma negatif di lingkungannya.

Upaya untuk menghilangkan stigma negatif itu?
Semua kalangan harus mendobrak budaya yang selalu merendahkan martabat perempuan.

Maksudnya?
Ya, misalnya, kalangan agamawan harus menjadi pelopor untuk mendobrak belenggu ini. Bukankah kaum agamawan memiliki akses ke ruang publik yang sangat besar dan akan diikuti banyak kalangan. Selain itu, ada keterikatan dan prosesnya akan lebih mudah.

Berbagai pihak juga wajib membantu, baik pribadi maupun kelompok, untuk memberdayakan secara ekonomi. Misalnya, kawan-kawan dari LSM perempuan menjalin kemitraan dalam bentuk pemberdayaan.

Apa beban yang paling berat dialami janda?
Mereka berhadapan dengan lekaki lagi. Padahal, kaum pria tetap saja memandang negatif perempuan yang hidup sendiri (janda). Mereka menganggap hidup sendiri adalah sesuatu yang tidak baik. Beban lain adalah masalah ekonomi yang tadinya sangat bergantung pada suami, tapi sekarang harus berjuang sendiri.

Apa yang harus dilakukan?
Dalam jangka pendek, pemerintah atau LSM memberikan pemberdayaan agar para janda mandiri, baik ekonomi maupun nyaman di ruang publik. Jangka panjangnya ialah pendidikan keluarga harus mengubah pola pendidikan anak, terutama perempuan, agar terbiasa mandiri. Tidak manja.

Upaya yang lain?
Perempuan harus bisa dan siap hidup mandiri, tidak hanya bersandar pada pihak lain. Yang terjadi sekarang, ketika menyandang status janda, seseorang bingung karena tidak terbiasa hidup mandiri.

Jadi, proses kemandirian harus segera diwujudkan melalui pendidikan di keluarga dengan didikan mandiri tanpa ada diskriminasi. (permana Indo pos)


0 Comments:

 
ss_blog_claim=c4f1c8c20848112b99380e071226db1c