6/26/2009

TKW DAN SOSOK YANG SELALU DIRUGIKAN

TKW, TKI dan atau apapun namanya, lagi-lagi selalu dirugikan. Mininmnya SDM dan terbatasnya ruang,teritorial menjadi factor utama kenapa TKI dan atau TKW kita terbengkalai dan selalu dirugikan.

Baik di media cetak dan elektronik sering kita temukan dan kita dengar, cerita pilu mereka,ada yang pulang utuh tanpa nyawa, dan ada yang pulang hanya sisa tangan, kepala dan kaki sebelah, dan ada pula yang pulang hanya tinggal nama, dan bahkan ada yang pulang tanpa nama dan entah dimana rimbanya.

Bila hal itu terjadi, seringkali perusahaan tempat dimana seorang tenaga kerja di berangkatkan cuci tangan, dan bahkan kadang Negarapun cuci kaki dan tangan, seolah tidak ada masalah sedikitpun, misalnya seperti berita baru-baru ini.

Berdasarkan keterangan via telepon dari petugas KBRI di Qatar, yang mengaku bernama Imam tersebut, Nur meninggal dunia lantaran mengalami kecelakaan lalu lintas bersama sang majikan perempuanmya. Kata Syarifudin, kecelakaan mobil tersebut berawal ketika sang majikan bersama dua anaknya mengajak Nur rekreasi. "Ketika sedang naik mobil tersebut, tiba-tiba kendaraan yang ditumpangi kecelekaan, sampai akhirnya Nur dan salah satu anak majikannya yang masih kecil meninggal di tempat kejadian," papar Syarifudin dibenarkan istrinya, Sriyani

Kepada petugas KBRI tersebut, pihaknya juga menyampaikan agar jenazah anaknya segera dikirim ke Indonesia. Sayangnya, ketika petugas KBRI tersebut meminta nama dan alamat PJTKI yang memberangkatkan Nur, Syarifudin mengaku tidak tahu. Menurutnya, awal 2002, anaknya hanya diajak orang bernama Faisol, warga Lateng, Banyuwangi, yang mengaku sebagai petugas lapangan (PL) sebuah PJTKI di Jakarta.
Proses pemulangan jenazah Yanti Iriyanti (TKW yang di eksekusi mati di Saudi Arabia) belum menunjukkan adanya kemajuan. Hingga kini, tepatnya 6 hari setelah presiden SBY memberikan instruksi untuk pemulangan jenazah Yanti Iriyanti, belum ada informasi yang diterima oleh pihak keluarga almarhumah mengenai kepastian pemulangan jenazah almarhumah.

Selain jenazah Yanti Iriyanti, ada 2 lagi jenazah PRT migran Indonesia yang belum dipulangkan ke Indonesia. Tuminah Bt Samsi (asal Desa Kasim Kec. Selopuro Kab. Blitar) telah meninggal di Saudi Arabia pada tanggal 12 Agustus 2007 silam, namun hingga kini jenazahnya belum dipulangkan. Terhitung 6 bulan sudah jenazah Tuminah Bt Samsi terkatung-katung di rumah sakit King Saun Riyadh. KBRI Riyadh menyatakan kesulitan untuk memulangkan jenazah Tuminah Bt Samsi karena PJTKI yang memberangkatkan belum jelas. Selama ini Migrant CARE telah berkali-kali mengirim surat kepada KBRI Riyadh, Direktur WNI&BHI Deplu, dan BNP2TKI, namun belum ada respon balik mengenai pemulangan jenazah Tuminah Bt Samsi.

Satu lagi, Aay Nurjannah dengan No. Paspor AB 277274 (asal Kampung Cihoda Ds Mayak RT 01/06 Kec. Cibeber Cianjur) telah meninggal dunia di wilayah Assier Saudi Arabia pada tanggal 21 Desember 2007. Berdasarkan informasi yang telah diterima oleh pihak keluarga, Aay Nurjannah meninggal karena sakit. Aay Nurjannah berangkat ke Saudi Arabia pada tanggal 16 Mei 2006 melalui PT Adi Mitra Selaras Internasional (alamat: Jl Condet Raya No 29 Batu Ampar Jaktim, Telp: 87792403) dan bekerja pada majikan yang bernama Ahmad Bin Muhammad Yahya Bangi.
Menyikapi hal tersebut Migrant CARE mendesak Pemerintah RI untuk segera: 1. Memulangkan jenazah Tuminah Bt Samsi, Aay Nurjannah dan Yanti Iriyanti ke kampung halamannya. 2. Memastikan terpenuhinya hak-hak korban yang meninggal dunia yang meliputi asuransi kematian, gaji yang belum di bayar serta barang-barang milik korban. 3. Melakukan upaya investigasi terhadap kinerja pihak-pihak, antara lain KBRI Riyadh, BNP2TKI, PJTKI yang mengakibatkan lambannya pemulangan jenazah Tuminah Bt Samsi (6 bulan) , Aay Nurjannah (1 bulan) dan Yanti Iriyanti (10 hari.

Cerita diatas akankah terulang untuk beberapa waktu kedepan? Akankah mereka TKI,TKW punya hak atas hidup dan matinya mereka? Dimana posisi Negara (konsulat-konsulat) KBRI-2 di luar negeri? Benarkah mereka bekerja dengan baik dan benar melayani warga negaranya yang menjadi TKI dan TKW? Jawabnya, hanya tuhan yang tau, karma jarak dan waktu begitu jauh dan lama, sehingga kita susah untuk memantau keberadaan masing-masing dari mereka.
Hanya kejujuran dan hati-nuranilah yang bisa menyampaikan kebenaran-kebenaran diatas, karena kebenaran hari ini menjadi hal yang relative. Tergantung siapa yang memandang dan darimana dia memandang. Semoga coretan ini menjadi refleksi kita bersama, untuk senantiasa waspada dan menjaga diri dan keluarganya masing-masing, dan tidak menyerahkan semuanya pada Negara, tapi pada tuhan. (UR)


0 Comments:

 
ss_blog_claim=c4f1c8c20848112b99380e071226db1c