7/29/2007

MENAPAK ke-DEWASAAN

Arti kedewasaan hidup dalam masyarakat begitu beragam, ada yang memaknai bahwa kedewasaan seseorang itu dimulai sejak usia 17-20 dan bahkan ada mengatakan kedewasaan itu ada di saat umur-umur ३० an.salahkah asumsi-asumsi yang berkembang dalam masyarakat tersebut?.. Tentunya, tersebut kembali dari sisimana kedewasaan itu dipandang!!.

Kenapa keberagaman itu ada dalam masyarakat?.. keberagaman merupakan hal yang seharusnya ada, karena dari keberagaman tersebutlah masyarakat akan beranjak dewasa,untuk mengetahui, tau dan mengerti kenyataan hidup ini.

Kesadaran diri dalam memaknai kedewasaan itu apakah datang dengan sendirinya, dan perlukah proses penempaan kedewasaan tersebut?.. dan ataukah keniscayaan dari tuhankah, atau kedewasaan itu ada sebagai satu dampak dari fenomena hiruk pikuknya kehidupaan?.. tentunya sekali lagi masing-masing menanggapi berbeda menyoal tersebut. karena sesunguhnya kita besar dan dewasa dari perbedaan, seperti halnya kita hadir dan lahir adalah hasil dari buah perbedaan

Mengutip istilah adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa (hurlock, 1992). oleh karena itu seorang yang disebut dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat. sedangkan kedewasaan atau kematangan adalah suatu keadaan bergerak maju ke arah kesempurnaan. kedewasaan bukanlah suatu keadaan yang statis.

Bagaimana bentuk kedewasaan yang dituntut untuk dimiliki tersebut? dibawah adalah contoh yang seorang agar ia dianggap dapat bersikap dewasa. setiap kualitas yang satu menjadi kewajiban untuk mencapai kualitas yang lainnya, dan menjadi bagian dari diri suatu masyarakat.

KESANGGUPAN MEMILIH DAN MEMUTUSKAN

Orang yang dewasa, disamping kesabaran dan ketabahannya untuk mencari pemecahan masalah, juga harus mampu untuk mengambil suatu keputusan,mau untuk bedialog, dan menggunkan berbagai dialektika dalam mencari one-one solution dari setiap pemecahan masalah.

Segala macam pilihan tentunya akan berdampak, terlepas negative atau positif. Misalnya saat ini bangsa ini sedang mengalami ujian yang sangat berat, dari bencana alam, pergeseran bumi sampai pergeseran nilai!!. Saat ini misalnya globalisasi menjadi tren issue dalam merubah dunia, dengan demokratisasi sebagai corong perubahan tersebut. Nah disinilah kita di uji untuk menjadi diri yang dewasa dan berpribadi”. Berpribadi sebagai diri dan berpribadi sebagai bangsa yang punya harkat dan martabat, saya teringat pesan bapak bangsa kita(Soekarno) dalam salah satu pidatonya, menyampaikan pesan agar untuk kedepan kita mempunyai pribadi-pribadi “INSAN ALKAMIL”.

Peter drucker pernah menyatakan bahwa masa depan tidak pernah ada kepastian, tetapi hanya ada kemungkinan-kemungkinan. seorang yang dewasa harus belajar menerima hal tersebut, dan harus mampu untuk membuat pilihan dan keputusan-keputusan yang berpijak pada perkiraan-perkiraan atau kemungkinan-kemungkinan terbaik yang dapat diperoleh, sebab kita harus tahu bahwa menunggu untuk memperoleh kepastian yang menyeluruh alhasil pilihan dan keputusan akan menjadi basi dan tidak menarik lagi nantinya.

Setelah menimbang fakta yang ada, ia akan segera menyadari bahwa dalam suatu waktu, suatu tidakan harus ada pilihan”….. dan harus ada keputusan. Dengan menyadarkan diri pada keyakinan dengan tidak mengacuhkan orang disekitarnya kita harus sanggup untuk mengambil dan memikul resiko yang sudah diperhitungkan olehnya.

BERTANGGUNG JAWAB

Menapak kedewasaan dalam hidup itu gampang-gampang susah, pribadi yang sudah matang akan mengatakan hal tersebut gampang, tetapi untuk pribadi yang jauh mendekati kematangan amatlah susah. Hal tersebut nampak misalnya, orang yang tidak dewasa akan mengeluh dan menyesal tentang kegagalan yang mereka alami, dan akan merasa bahwa kegagalan yang mereka alami merupakan kesalahan orang lain dan nasib baik sedang menjauhi mereka. untuk menghindari kegagalan, mereka cenderung untuk tidak menerima tanggung jawab.

sebaliknya bagi mereka yang berkepribadian dewasa segala kesuksesan dan kegagalan merupakan tanggungjawab diri sendiri, mereka menyadari bahwa setiap orang memerlukan ketabahan dan kekuatan serta tempat berlindung pada saat-saat sulit, dan yang bertanggung jawab untuk menangani hal tersebut adalah diri sendiri। Belajar dari kegagalan, fefleksi atas segala kekurangan dan kelebihan selalu dilakukan. Dengan asumsi bahwa tidak ada yang benar secara mutlah diatas bumi ini, bahwa seorang akan menjadi dewasa bila ditempa oleh badai.

0 Comments:

 
ss_blog_claim=c4f1c8c20848112b99380e071226db1c