12/31/2007

MENYAMBUT TAHUN BARU DITENGAH HIRUK PIKUK

MENYAMBUT TAHUN BARU DITENGAH HIRUK PIKUK

Tahun baru kali ini berbeda dengan tahun baru yang sudah-sudah, kalau tahun baru yang lalu bisa kita lewati dengan dan tanpa isak tangis” tapi kali ini kita lewati dengan nuangsa yang penuh sesak, belum habis nestapa keluarga kita di aceh akibat tsunami, korban konspirasi Lumpur lapindo, dan beberapa saat yang lalu, banjir datang seakan tidak pernah lelah dan bosan.

Selasa besok telah memasuki tahun baru 2008. Sejumlah kalangan atas dan selebritis bersiap-siap menyambut pergantian tahun malam nanti dengan berbagai acara dan tawaran untuk manggung. Mereka jauh-jauh hari sudah merencanakan kegiatan ini, agar malam pergantian tahun menjadi lebih meriah dan semarak.
Di sisi lain, saudara-saudara kita di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta tempat lainnya di wilayah Tanah Air dilanda bencana banjir dan tanah longsor. Mereka tidak memikirkan acara tahun baru. Mereka hanya memikirkan bagaimana menyelamatkan diri dan mendapat bantuan berupa obat-obatan dan makanan secepatnya.
Setiap kali melihat kejadian bencana alam melalui media massa, kita selalu disuguhi pemandangan yang mengharukan perasaan, batin kita pun tersentuh. Banyak rumah yang hancur akibat bencana tersebut, korban-korban yang tewas serta warga yang selamat tetapi dengan luka parah. Meski mereka bukan keluarga kita, tetapi kita ikut pula merasakan penderitaan hebat yang sedang mereka rasakan. Sayangnya, di tengah kepiluan akibat bencana alam ini, sebagian saudara kita yang tidak tertimpa musibah seolah tidak peduli dan tidak sedikit pun menunjukkan rasa empatinya dengan apa yang terjadi. Banyak stasiun TV swasta yang menayangkan berita-berita bencana tersebut, namun berita ini belum menyentuh rasa solidaritas terhadap saudara sebangsa yang menjadi korban bencana.
Hiruk-pikuk manusia yang saling bertentangan, satu sama lain, ada yang sibuk berpesta dan hura-hura, yang lainnya sibuk menyelamatkan diri dan harta benda yang masih bisa diselamatkan. Banyak pihak mengharapkan agar acara tahun baru kali ini tidak dirayakan dengan hura-hura, dikarenakan di tempat lain banyak saudara kita tertimpa bencana. Mereka berharap acara tersebut hanya diisi dengan kegiatan renungan suci.
Memang penanganan bencana ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun apakah setiap ada bencana harus ditangani pemerintah tanpa dibantu peran aktif dari masyarakat? Kita jangan selalu menyerahkan masalah ini kepada pemerintah. Pemerintah mempunyai keterbatasan dalam hal menanggulangi masalah ini, yaitu berupa dana dan tenaga. Sampai kapan kita akan terus berdiam diri melihat saudara-saudara kita yang tertimpa musibah? Sudah selayaknya bagi kita yang tidak tertimpa bencana ikut membantu dan meringankan beban penderitaan para korban, sebagai bentuk empati dan rasa kesetiakawanan berbangsa dan bernegara.
Sematkan doa, mujahadah kepada Tuhan sebagai tempat terakhir kita berlabuh, agar kita selamat dari bencana dan nestapa. Semoga generasi kedepan lebih beruntung dari generasi sekarang. Yang tua bantulah yang muda, yang muda juga bantulah yang tua.
Toh pada prinsipnya kita adalah mahluk social, yang tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa orang lain, tanpa kawan, dan juga lawan.
Selamat tahun baru semoga hari ini menjadi awal kontemplasi hari esok, agar kita lebih arif dan bijak menjalani hidup dan kehidupan. (Uray Ar)


0 Comments:

 
ss_blog_claim=c4f1c8c20848112b99380e071226db1c